JIN MURUTUWU
Pandangan Ulun Maanyan Mengenai Mahluk Gaib
by
Hadi Saputra
Pandangan Ulun Maanyan terhadap Fenomena
Orang Dayak Maanyan dan orang
Asia secara umum memandang kejadian atau fenomena yang terjadi selalu dikaitkan
dengan hal supranatural. Antropolog Emili Durkheim menuturkan : Masyarakat pre-literate
(tradisional) menciptakan agama dengan mendefinisikan fenomena tertentu sebagai
sesuatu yang sakral dan sementara yang lain dianggap profan (kejadian
yang umum atau biasa. Adapun hal yang sakral inilah yang dianggap sebagai suatu
yang terpisah dari peristiwa sehari-hari yang membentuk esensi agama. Sebagian
orang Barat selalu menelaah perestiwa atau fenomena dengan logika sehingga
dalam cerita ini akan menarik bagaimana pandangan barat yang diwakili oleh P.
Te wechel seorang pejabat Militer Hindia Belanda berpangkat Kapten yang pada
saat itu sedang tugas dinas di Desa Murtuwu bertemu pandangan masyarakat Dayak
maanyan yang sangat kuat berpandangan dengan sesuatu hal gaib, magis dan
supranatural.
Sekelumit cerita Jin dari Murtuwu[1]
Di kampung Murutuwu ada tiang
kayu berukir tinggi di jalan desa; itu didirikan untuk Njanjo Djin
(Nanyu Jin), yang dibayangkan oleh masyarakat disana sebagai sosok yang sangat tinggi
dengan sepasang mata merah berapi. Sebagian besar orang Dayak mengaku pernah
melihat sosok tersebut di beberapa titik desa dan kebetulan saya berkenalan langsung
dengan Jin itu sendiri pada suatu malam.
Pada suatu malam Saya dan
istri saya mendengar keributan di luar rumah; bayangkan bahwa di Desa Ini
lingkungannya sangat sunyi, dan saat kami melangkah keluar untuk mencari tahu
apa gerangan yang terjadi, seorang Dayak berlari ketakutan dengan berteriak: “Tuwan,
Njanjo Djin!” (Tuan, Nanyu Jin) nampak bola merah menyala yang tenggelam
sangat lambat, masih bersinar sedikit melalui dahan, saat itu malam memang sangat
gelap, dan udara yang sangat mendung hanya menyisakan sebidang kecil langit
yang lebih terang terbuka di cakrawala.
Penjelasan kemunculan Jin buat
saya sangat sederhana. Malam sebelumnya, ketika Planet Venus masih tinggi di
langit, Venus tersembunyi dari pandangan oleh kumpulan awan; karena tenggelam
ia muncul dengan sangat tiba-tiba, tentu saja, di jalur sempit di atas hutan daerah
Barito, dan fenomena yang tidak terduga ini cukup bagi orang Dayak untuk
melihat Djin (Jin) di dalamnya. Selain itu, planet ini tampak luar biasa merah
malam itu karena asap tebal yang menggantung di udara. Di sini kita punya
contoh bagaimana orang Dayak menarik kesimpulan dari fenomena alam paling
sederhana dalam hubungannya dengan dunia roh.
Ampatung Jin
Penutup
Menarik bahwa istilah Jin
sendiri datang dari letaratur Arab dan Islam[2]
yang mungkin diperkenalkan oleh orang-orang Melayu Banjar kepada orang Maanyan. Pandangan akan mahluk gaib meresap
sampai sekarang, lihat bagaimana bila mereka bercerita akan banyak unsur-unsur
gaib tentang hantu, jin dan berbagai mahluk gaib yang akan terbawa dalam
menjelaskan sebuah fenomena yang mereka takuti.
[1] P. Te Wechel, Erinnerungen aus den Ost- und West-Dusun Ländern (Borneo): In Besonderem Hinblick Auf Die Animistische Lebensauffassung Der Dajak dalam Internationales Archiv für Ethnographie: (Leiden : P.W.M. Trap, Gesellschaft für Ethnographie. 1913). Hal.16
[2] Amira
El-Zein, Islam, Arabs, and the Intelligent World of the Jinn (Syracuse
University Pres, 2017)
Mudahan banyak blogger yang bisa ngasih tread kaya guni.. terima kasih om atas informasinya.. puang gereee...
BalasHapusMudahan banyak blogger yang bisa ngasih tread kaya guni.. terima kasih om atas postingannya
BalasHapusGere rama kisah sa na angkat wal,tarus berkarya
BalasHapusAmun venus memang maraai kude lain amun sa ra'ai ni wawuyup iyalah apui , aku suah puang singaja kadinung hang tumpuk jaweten na nelang aku sa kai amini , sadang aku sa amini ra'ai yiru iyalah palus pare ,inun kah hanye amangan kadinung aku amini atau kala awe , yina pengalaman nyata
BalasHapus