MENDEKONSTRUKSI
MITOS
PUTRI MAYANG
By:
Hadi Saputra Miter
Nisan putri mayang yang dibuat tahun1978
Mengumpulkan
Teka-Teki
Banyak cerita mengenai Putri Mayang
yang kita dengar baik dari penjaga
makamnya maupun dari berbagai sumber yang biasanya memiliki versi berbeda-beda
dan biasanya setiap cerita terdengar sangat epik dan luar biasa, namun pada intinya kita harus jujur dengan
mengesampingkan mitos namun dengan berusaha mencari tahu dengan mengumpulkan
data-data yang ada tentang siapakah yang di sebut dengan Putri Mayang itu ada
rahasia apa dibalik namanya, melewati
tulisan singkat ini kita akan mengungkap fakta dibalik misteriusnya seorang
Putri Mayang. Kita akan mengujinya secara satu persatu.
Teka-teki
awal dimulai dengan pernyataan umum yang sering di dengar bahwa Putri Mayang
adalah seorang Putri dari keraton Kesultanan Banjar, dan diasumsikan bahwa ia adalah Putri dari Sultan Suriansyah
“Putri Mayang Sari Menurut sejarah lisan orang Dayak Ma’anyan, Mayang Sari yang adalah putri Sultan
Suriansyah yang bergelar Panembahan Batu Habang dari istri keduanya,
Noorhayati. Putri Mayang Sari dilahirkan di
Keraton Peristirahatan Kayu Tangi pada 13 Juni 1858, yang dalam penanggalan
Dayak Ma’anyan
disebut Wulan Kasawalas Paras Kajang Mammai. Sedangkan Noorhayati sendiri,
menurut tradisi lisan orang Dayak Ma’anyan adalah perempuan Ma’anyan
cucu dari Labai Lamiah, tokoh mubaligh
Suku Dayak Ma’anyan.”[1]
Data atau tulisan diatas ini, merupakan data yang saya dan Antropolog Marko Mahin kumpulkan untuk keperluan tulisan tentang persaudaraan Dayak dan Banjar, di FORLOG (forum Lintas Agama) Banjarmasin. Dan nampaknya tulisan inilah yang paling banyak beredar.
lukisan Putri Mayang yang biasa dijual di Amuntai
komplek Candi Agung
Walaupun apabila kita merunut silsilah
Sultan Suriansyah nampaknya kita tidak dapat menemukan data yang menujung bahwa
ada putri dari Sultan Suriasnyah bernama Putri Mayang, tapi hal tersebut sangat
memungkinkan terjadi, mengingat statusnya bahwa ia adalah anak dari istri yang kedua,
dan bukan dari istri sah yaitu istri yang pertama. Ditambah lagi dia hanyalah
seorang perempuan, jadi perlu di ingat bahwa Kesultanan Banjar menganut sistem
Patriakhal maka sangat besar kemungkinan nama perempuan dianggap tidak begitu penting dan bisa saja tidak
tercatat. Dan satu-satunya bukti yang
membuktikan dia memiliki hubungan kekerabatan dengan Kesultan Banjar, adalah
sebuah mata kalung berwarna Merah delima yang diukir dengan aksara Arab (dimana
aksara Arab adalah aksara resmi yang digunakan oleh Kerajaan Banjar).
peninggalan Putri Mayang berupa mata Kalung
diukir dengan aksara arab,
Siapa
Uria Lana (Mapas) Dan Siapa Pula Putri Mayang
Selanjutnya ada urusan
apa seorang putri dari Kesultanan Banjar mau berada di kampung orang dayak yang
sekarang bernama Ja’ar?
Putri Mayang Sari diserahkan oleh Sultan Suriansyah
kepada Uria Mapas, pemimpin dari tanah Ma’anyan di wilayah Jaar Sangarasi. Dituturkan, dalam kesalahpahaman Pangeran
Suriansyah membunuh saudara Uria Mapas yang
bernama Uria Rin’nyan
yaitu pemimpin di wilayah Hadiwalang yang sekarang bernama Dayu. Akibatnya,
Sultan Suriansyah terkena denda Adat atau disebut Bali, yaitu selain membayar
sejumlah barang adat juga harus menyerahkan anaknya sebagai ganti orang yang dibunuhnya.[2]
Kenapa harus menyerahkan perempuan kalau begitu mengapa bukan sang putra mahkota dari kerajaan Banjar saja yaitu Pangeran Rahmatulah. Namun saya mencoba merunut pelan-pelan rangkaian teka-teki ini. Dalam cerita diatas data saya dapatkan dari tulisanya Sutopo Ukip yang berjudul Sejarah Banjar, Maanyan dan Merina di Madagaskar buku ini tidak diterbitkan dan tidak memiliki rujukan ilmiah hanya dicatat dari tradisi oral masyarakat Jaar atau dulu di sebut Sangarwasie. Kembali dalam buku milik Sutopo Ukip, kita mendapat cerita dahsyat yang seperti ini bunyi nya:
"Saat uria Rinyan datang ke Kesultanan banjar, ternyata
istri Sultan Jatuh hati dan terjadi perselinghuhan. Hal itulah yang membuat
Sultan membunuh Uria Rinyan dengan keris bermata intan, namun wakil uria rinyan
Makarua’ng berhasil lolos dan meloprkan kepada orang-orang di kampungnya. Maka
berangkatlah saudara Uria rinyan yaitu Uria Lana ke Banjarmasin, dan mengamuk
di Nagara dengan menggunakan mandau yang bernama Lansar Tawomea…..sampai
akhirnya Sultan Suriansyah meminta berdamai dan berjanji menyerahkan anaknya saat
itu pula nama Uria Lana menjadi uria Mapas.[3]
Plakat atau mungkin makam yang menunjukan
tentang Uria Mapas (masih dipertanyakan)
Jadi pertanyaanya semudah itukah Sultan Suriansyah
menyerah kepada seseorang, kita nampaknya harus menggunakan data yang kuat dan umum digunakan tentang
siapa itu Sultan Suriansyah dan tipe seperti apa orang tersebut. Bagaimana sejarah berbicara tentang dia, maka
saya menggunakan tulisan JJ.Ras yang berjudul, Hikajat Banjar: A Study Of Malay
Histografi, yang menjadi semacam rujukan utama para penulis sejarah
Banjar.
Kemunculan kerajaan Banjar tidak lepas dari kerajaan
daha dimana ada konflik perebutan kekuasaan kerajaan antara pengeran Samudra dengan
pamannya Raden Tumenggung. Pangeran samudra berhasil merebut takhta kerajaan
dengan dibantu pasukan Demak, dengan syarat meng Islamkan kerajaannya apabila berhasil. Pangeran Samudra berhasil
sehingga ia menjadikan kerajaan Daha sebagai kerjaan Islam yang disebut
kerajaan Banjar. Pangeran Samudra mengganti namanya dengan Sultan Suriansyah.[4]
Jadi dapat dibayangkan bahwa Sultan Suriansyah memiliki kekuatan perang yang mematikan, karena kapan saja diperlukan kerajaan Demak dapat siap sedia membantunya menghadapi ancaman. Dan juga perlu diketahui bahwa kekuatan dan pengaruh kerajaan Banjar mampu membuat tunduk kerajaan-kerajaan kecil daerah-daerah disekitarnya:
Sambas, Batang Lawai, Sukadana, kotawaringin, Pembuang,
Sampit, Mendawai, Sebangau dan daerah lainnya berada dibawah naungan
Banjarmasin, maka di tiap-tiap musim barat tiba datanglah mereka menyerahkan
upeti dan pada musim timur kembali keasalnya. Bahkan kerajaan Kutai di
Kalimantan Timur juga harus tunduk serta menyerakan Upeti kepada kerajaan
Banjar namun dikemudian hari nampaknya hal tersebut berakhir dikarenakan
kerajaan Kutai dibeking oleh kerajaan Bugis makasar.[5]
Makam Sultan Suriansyah Th 1900
dok. koleksi Troppen Museum
Dapat dibayangkan kalau ada seorang
Uria Lana melakukan tindakan yang bersifat mengancam eksistensi kerajaan Banjar, tentu bisa saja
kampung-kampung Dayak Maanyan yang ada, dialiran sungai Telang, Karau dan Patai akan dilenyapkan oleh Kesultanan
Banjar. Jadi secara historis sangat tidak masuk akal, kalau peristiwa Uria Lana
mengamuk dan Sultan Suriansyah minta ampun tersebut pernah terjadi.
Dan teka-teki selanjutnya akan kita
bedah apa alasan Putri Mayang berada di Jaar (Sangarwasie) dan juga siapakah
Uria Mapas tersebut saya menyimpulkan sebagai berikut:
- Saya setuju bahwa putri mayang adalah salah seorang putri dari kerajaan Banjar, dikarenakan dia bukan seorang putri dari istri pertama (ibu suri/Ratu) maka ia tidak memiliki jabatan dan hak apapun di kerajaan (walaupun anak seorang selir tidak berhak menyandang gelar Putri, jadi asumsi saya gelar Putri diberikan masyarakat lokal sebagai bentuk penghargaan). Sehingga ia memilih menjadi perpanjangantangan kerajaan untuk mengawasi tanah dayak khususnya ulun Maanyan, dan tidak menutup kemungkinan dia memungut upeti dan pajak dari Ulun Ma’anyan yang ada disana.
- Sedangkan Uria Lana yang kemudian mendapat gelar Uria Mapas Negara dari kerjaan Banjar. Besar kemungkinan ia adalah orang kepercayaan serta pengawal pribadi dari Putri Mayang.
Fakta
Sejarah Tidak Mengubah Makna
Satu-satunya fakta
sejarah yang tertua dan yang berhubungan dengan putri Mayang hanya ada di
Laporan catatan perjalanan/ekspedisi dari Letnan C. Bangert
penguasa sipil kerajaan Hindia Belanda untuk wilayah Bakumpai
(Marabahan) dan Dusun (jalur sungai Barito) Tahun 1857:
22 mei 1857 Aku
berangkat di pagi hari ke kampung Sangarwassie, sekitar 4 jam naik perahu kearah
timur dari Tamiang Laijang. Jalan menuju kesana sebagian besar rawa-
rawa , Kampong Sangarwassie yang sebagian
besar dihuni oleh orang-orang Daijaks, Di kampong Ini ada
tujuh rumah besar tapi bobrok. Total jiwa Sangarwassie ± 400 jiwa.
memiliki 80 atau 90 orang berbadan sehat, dan termasuk ± 30 Melayu (Banjar)………
orang-orang kampung ini mengatakan di zaman
dahulu keberadaan kampung ini tidak lepas
dari seorang putri yang bernama Poetri Maija (Putri Mayang) dan mereka menunjukkan sebuah gundukan
tanah yang menyerupai bukit dan menunjukan barang-barang yang berhubungan
dengan Poetri Maija (Putri Mayang), tidak jauh dari sangarwasie sebagai tempat
makam Poetri Maija (putri Mayang) nampaknya Poetri Maija masih hidup dalam cerita dan tradisi takhayul
mereka.[6]
Bagi saya cerita yang berlebihan dikalangan masyarakat Asia, dan secara khusus Ulun Ma’anyan yang memiliki seni bercerita yang agak hyperbolis. Saya pernah menguji dengan mengajukan pertanyaan tentang Soeta Ono dan yang muncul adalah cerita Raja sakti mandraguna, mistik dan lain sebagainya. Yang kenyataan atau Fakta sejarah bahwa Suta Ono adalah seorang Kepala distrik bukan raja, dan dia sama seperti orang kebanyakan. Di sejarah Nasional pun bisa kita dengar bagaimana gaya Historis hyperbolis itu kita dengar misalkan tentang Perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah hanya dengan menggunakan bambu runcing saja, yang terdengar hebat. Hanya karena ada foto era revolusi fisik dimana para pemuda pelajar berbaris memegang bambu runcing.
Begitu pula saat saya
mengajukan pertanyaan tentang Tuan Daningger Missionaris pertama yang ada di
Murtuwu, maka cerita yang anda dapat akan sangat lucu dimana kampung Murtuwu
dikutuk, untuk menjadi kampung yang tidak akan maju, hal itu disebabkan karena Daninger di usir karenakan masalah berkabung (lawen) dengan mayat tikus. Yang sangat bertantangan
dengan fakta sejarah sebenarnya bahwa Daningger pergi dari Murtuwu, dikarenakan meletusnya pemberontakan
Hidayatulah.
Jadi cerita heroik dan kepahlawanan yang
menggebu-gebu, yang tumbuh dalam masyarakat biasanya berhubungan dengan upaya Narsisme dan eksistensi kesukuan. Dimana dengan cerita-cerita yang hyperbolis tersebut mampu membuat bangga dan
decak kagum generasi selanjutnya, namun itu hal yang biasa terjadi hampir
disetiap kebudayaan di dunia. Jadi bisa dipahami bahwa cerita yang berhubungan
dengan Uria Mapas serta penyerahan Putri Mayang oleh Sultan Banjar, dikarenakan
kena denda adat setelah mendapat ancaman nampaknya memang menarik didengar saja,
namun sayang hal tersebut hanya
mengasikan Mitos bukan bagian dari fakta sejarah.
Disini saya hanya
berdiri untuk mencoba menjembatani antara tradisi oral ulun Maanyan dan Fakta
sejarah. Dan intinya walaupun mungkin dari fakta yang saya ungkap akan ada
pergeseran nilai namun saya berharap itu tidak mengubah makna dasar dari
peristiwa tersebut. Dimana bahwa memang pernah ada Purti dari kerajaan Banjar
ada di Sangarwasie atau sekarang di sebut Ja’ar. Dan apakah tulisan saya merupakan
harga mati untuk sebuah fakta sejarah? Saya rasa tidak, tulisan saya masih bisa
diuji dan dibuktikan kembali kebenarannya, dan saya menunggu fakta-fakta otentik
lagi untuk menyempurnakan tulisan saya ini kelak. dan kepada pulaksanai yang terpanggil membantah tulisan saya, bantah dengan tulisan juga dan gunakan sumber data ilmiah sebagai rujukan, bukan ujar kai ku bahari (kata kake ku dulu) terima kasih.
Sumber:
Sutopo Ukip dkk. Sejarah Suku
Dayak Maanyan, Banjar dan Merina di Madagaskar (tanpa Tahun) halaman tidak
jelas.
J.J Ras, Hikajat Banjar: A Study
Of Malay Histografi (Laiden:KITLV, 1968 )
C.Banggert, Verslag Der Reis In De Binnenwaarts Gelegene Straken
Van Doessoen Ilir (Laiden: KITLIV 1857)
Ita Syamsiah Ahyat, Kesultanan
Banjar Abad Ke-19: Ekspansi Pemerintah Hindia Belanda di Kalimantan (Tanggerang:
Serat Alam Media, 2012)
[1] Tulisan
ini saya tulis dengan mengutip buku Sutopo Ukip dkk. Sejarah Suku Dayak
Maanyan, Banjar dan Merina di Madagaskar (tanpa Tahun). Tulisan ini di muat
dalam Jurnal Rakat di Banjarmasin sekitah tahun 2005 kemudian di sempurnakan
oleh Antropog Marko Mahin dan muncul di Banjarmasin Post tahun 2006. Tulisan ini nampaknya di dapatkan oleh Sutopo Ukip dari cerita masyarakat Jaar. Dan sekarang beredar
di Internet.
[2] Sutopo Ukip dkk. Sejarah Suku
Dayak Maanyan, Banjar dan Merina di Madagaskar (tanpa
Tahun) halaman tidak jelas.
[3] Ibid.
[4] Tulisan ditulis oleh Sejahrawan inggris dengan
menterjemahkan manuskrip-manuskrip Melayu lama yang menggunakan aksara Arab ke
dalam bahasa Inggris yaitu J.J
Ras, Hikajat
Banjar: A Study Of Malay Histografi
(Natherland:KITLV, 1968 ) hal.434-438
Tulisan yang sangat bagus menyandingkan antara fakta dan mitos, mungkin petunjuk penting tentang putri mayang ini dapat di temukan lewat penggalian prasasti makam putri mayang untuk dapat menafsirkan ada tidaknya hubungan kekerabatan antara putri mayang dan kesultanan banjar.
BalasHapusterima kasih saudara Jaya. selama ini kita mendengar..kata si anu, ini salah versi kami yang paling benar anu..anu dll. disini saya mencari jalan tengah dengan menggunakan data yang ada, toh kebenaran tidak akan pernah final masih akan terus dicari, dan saya tidak mengklaim tulisan saya sebagai kebenaran mutlak. saya juga menunggu ada balai arkeologi untuk menyelidikinya. terima kasih sudah mau berkunjung ke blog ini.
Hapusdekat mana, ya, makam Putri Mayang Sari ini? Tak ada plang menonjol saat saya menyusuri jalan raya Jaar.
BalasHapus----
(ulun Bartim sa itati naan hang Samarinda, lagi paajar budaya Maanyan walau lawit anri tumpuk natat)
posisi kalau dari arah Tamiang layang sebelah kiri, di sekitar belakangnya gereja Bethel Jaar atau juga SD, memang tidak ada rambu-rambu petunjuk tertulis. ( tarima kasih haut ganta ma blog ina, mudahan tau ngarawah pengetahuan dawari hang lawit yari)
HapusSetelah saya cari-cari ternyata batu yang dimiliki oleh nenek istri saya sama persis yang ada di foto ini
BalasHapushttp://2.bp.blogspot.com/-trRGdd1HtAo/UjLiAO0aeJI/AAAAAAAAAQY/r1PnI74jvBk/s1600/P6030130.JPG
di temukan pada tahun 1970 an di pedalaman Kalimantan Barat :D. Mohon infonya tentang batu ini, terima kasih
angan-jangan neneknya istri kamu keturunan raja jua.... tapi kada tekesah
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusGelar "Putri" biasanya untuk anak perempuan Sultan yang belum bersuami, jika sudah bersuami dipanggil Ratu (diikuti nama suaminya) misalnya Ratu Kasuma Indra (artinya nyonya/isteri utama Pangeran Kasuma Indra) jika isteri yang bukan bangsawan tidak dipanggil Ratu tetapi dipanggil Nyai.
BalasHapusCerita ini mungkin terkait pemberontakan Biaju terhadap Kesultanan Banjar di Distrik Negara pada tahun 1711.
BalasHapusAda kemungkinan Putri Mayang Sari sama dengan tokoh Ratu Bagalung, raja perempuan yang menjadi penguasa daerah Tabalong Kalsel.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmksih om informasi ni... tabe teka kawia Jaar wau..Tuhan Memberkati
BalasHapusTerimakasih bnyk, saya org Banjar asli Dan tertarik dng sejarah putri mayang ini... Sayang sekali seperti nya perlu penelitian lebih lanjut, bahkan sejarah penemu benua amerika pun masih diragukan identitasnya, mungkin msh dipelajari hingga sekarang
BalasHapusTerimakasih bnyk, saya org Banjar asli Dan tertarik dng sejarah putri mayang ini... Sayang sekali seperti nya perlu penelitian lebih lanjut, bahkan sejarah penemu benua amerika pun masih diragukan identitasnya, mungkin msh dipelajari hingga sekarang
BalasHapusKalau tidak salah tulisan arab pada mata kalung merah delima itu berbunyi "Sultanah Fatimah" atau "Sultan Fattah".
BalasHapussumber:
BalasHapus* http://syx-gf.blogspot.co.id/2016/07/leluhur-orang-madagaskar-dari-banjar.html
* http://print.kompas.com/baca/sains/iptek/2016/07/16/Leluhur-Orang-Madagaskar-dari-Banjar
Orang Melayu yang menjadi nenek moyang orang Banjar ini memiliki kemiripan genetik populasi di Semenanjung Malaysia saat ini,” kata Pradiptajati. ”Komposisi orang Banjar adalah 76-77 persen Melayu dan 23-24 persen Dayak Ma’anyan.”
Etnis Banjar inilah yang kemudian berlayar ke Madagaskar 1.000-1.200 tahun lalu. Di Madagaskar, mereka kemudian kawin-mawin dengan orang etnis Bantu dari Afrika Selatan.
”Percampuran genetik antara Banjar dan Bantu di Madagaskar ini terekam pertama kali sekitar 670 tahun lalu dan kemudian membentuk populasi Madagaskar saat ini, yang memiliki komposisi genetis etnis Banjar 36-37 persen dan sisanya etnis Bantu (Afrika)
aku juga suka membaca ttg sejarah...apalagi cerita ttg putri mayang...yg sampai hari ini masih tanda tanya bagiku adalah ketika putri mayang membawaku berjalan jalan disebuah taman bunga melati dihalaman sebuah rumah banjar yg tinggi berwarna hitam...dan sampai hari ini tanyaku tak pernah terjawab...antara sadar dan tidak...kupikir sedang berhayal...tapi kakekku berkata "sang putri ada disampingku"...dan aku benar benar merinding...matanya yg tajam...alisnya yg tebal rambutnya yg panjang kulitnya yg putih..masih kuingat jarinya yg mungil memegangku...maaf semuanya kalo ada kata kataku yg salah bercerita ini.kulamai thn 1994-1996
BalasHapusAssalamualaikum Aida Hanifah 😊
HapusApakah sekarang Putri Mayangsari masih ada di samping kamu?
Aku punya seorang kerabat yang sering di ikuti Putri Mayangsari, katanya wajah Putri Mayangsari itu sangat cantik dan tidak ada wanita yang lebih cantik yang pernah dia temui melebihi kecantikan Putri Mayangsari..
Wallahu'alam..
Kerabat saya orangnya rajin sholat, tidak suka mengurusi orang lain, ya orangnya baik lah..
HapusDan dia juga memang ada darah keturunan Candi Agung (Amuntai).
Mungkin karena itu Putri Mayangsari suka ikutin dia hehe..
Dan Kebetulan juga suami saya katanya ada pangeran yang ngikutin dia di sampingnya, hanya orang-orang tertentu yang bisa liat tapi suami saya nggak bisa liat.
Ngek🤣🤣🤣
Hapusistri saya sering dimasuki putri mayang sari,ditunjukkan nya makam sultan raja banjar pdhl istri sy gak tau tmpt itu sebelumnya,mayang sari bilang kalau makam dia sebenarnya tdk ada,dia di usia 21 thn hilang secara gaib dibawa bunda ratu kidul dan dia bilang saat itu usianya sudah 400 thn (pertama dia masuk ke tubuh istri thn 2001) , sy mau nya gak percaya,tapi lihat sendiri kenyataannya. sampai skrg putri masih suka datang ke badan istri kalau istri sy panggil dan bantu orang melalui dia utk yg minta bantuan. (maaf sy jd curhat) krn sy penasaran,dan sy ketemu blog ini. akhirnya bs cerita. kebetulan istri org banjar campur dayak. trimakasih
BalasHapusHallo mas..
HapusDi daerah mana mas dan istri mas tinggal di Banjar?
Putri Mayangsari nya masuk ke badan istri mas sejenis kayak di rasukin gitu ya mas atau gimana sih?
Soalnya kerabat saya juga di ikutin Putri Mayangsari, cuman di ikutin aja kadang muncul di depan, samping atau dimana aja tapi nggak di masukin ke badan.
Tapi dia takut mas, bukan takut karena ngeri karena Putri Mayangsari sangat cantik rupanya tapi takutnya karena bisa liat Putri dan di ikutin gitu hehe..
Saya juga penasaran mas setelah tau ceritanya dari kerabat.
Halo...boleh tanya kamu orang mana...adakah photu mayamg sarinya kamu...jika ada kirim ke email ku utarconch@gmail.com
HapusKalau menurut saya tulisan yang ada di batu merah delima itu adalah Salamah Pagi (Selamat Pagi)
BalasHapusMohon maaf jika ada kekeliruan, terimakasih dangsanak sekalian..
Assalamualaikum. Saya juga keturunan banjar. Banyak para tetua yg bisa dibilang orang pintar yg bilang kalau saya juga didampingi putri myaang sari. Kebetulan saya juga penari. Dan ketika saya menari orang melihat saya berkilauan keemasan. Namun hanya org tertentu saja. Baru tdi malam saya di mimpi kan lagi. Hanya tersenyum tidak berbicara. Dan memang benar, beliau sangat cantik, putih, rambutnya panjang dan indah sekali.pernah suatu ketika saya sedang berdzikir "lailahailaullah" terdengar suara beliau disamping saya ikut berdzikir. Suaranya sangat lembut sekali. Karna hanya saya sendiri. Tdk ada org lain saat itu.
BalasHapusKata nenek saya, di daerahnya , kalau g salah Usih. Kec. Haruai. Juga pernah ada kerajaan disana. Tapi jauh sekali masuk kesana. Disana dulu banyak org yg ingin mengambil brang2 sisa kerajaan. Salah satunya gentong naga yang kalau kita tempelkan telinga kita terdengar alunan musik gamelan. Waulahhualam.
Pernah jg saya sperti melayang, namun di bayangan saya ,putri sedang mengajak saya terbang. Dan banyak hal lg yg tudak bs saya jelaskan disini.
Maaf ya kalau terkesan berlebihan.
Assalamualaikum. Saya juga keturunan banjar. Banyak para tetua yg bisa dibilang orang pintar yg bilang kalau saya juga didampingi putri myaang sari. Kebetulan saya juga penari. Dan ketika saya menari orang melihat saya berkilauan keemasan. Namun hanya org tertentu saja. Baru tdi malam saya di mimpi kan lagi. Hanya tersenyum tidak berbicara. Dan memang benar, beliau sangat cantik, putih, rambutnya panjang dan indah sekali.pernah suatu ketika saya sedang berdzikir "lailahailaullah" terdengar suara beliau disamping saya ikut berdzikir. Suaranya sangat lembut sekali. Karna hanya saya sendiri. Tdk ada org lain saat itu.
BalasHapusKata nenek saya, di daerahnya , kalau g salah Usih. Kec. Haruai. Juga pernah ada kerajaan disana. Tapi jauh sekali masuk kesana. Disana dulu banyak org yg ingin mengambil brang2 sisa kerajaan. Salah satunya gentong naga yang kalau kita tempelkan telinga kita terdengar alunan musik gamelan. Waulahhualam.
Pernah jg saya sperti melayang, namun di bayangan saya ,putri sedang mengajak saya terbang. Dan banyak hal lg yg tudak bs saya jelaskan disini.
Maaf ya kalau terkesan berlebihan.
terima kasih atas komentarnya saya sangat senang atas pengalaman kawan-kawan, mengenai hal-hal mistik saya sangat tidak memiliki kapasitas dibidang tersebut. setidaknya itu bisa menjadi pengalaman tersendiri bagi kita
BalasHapusTulisan yang bagus dan mencerahkan...
BalasHapusArti ni masih keturunan teka here bunar mun masih naan ngaran Miter hang akhir ngaran nu..tabe teka turunan lawangan..
BalasHapushyai bujur kakah ku ulun Bunar asli, tabe selamat pangataru
HapusSimak
BalasHapusU bisi kenalan ua.. baru sore ni tdi krmh sdin. Dan sdin bila ruh nya keluar bejalan ziarah. Putri mayang sari yg menggntiakn atau merasuki raga sidin. Hari ni tadi pas tekana bedapat wan putri mayang ssru. Suara wan raga na memang urang yang u kenal tapi logat wan jalan ia lain banar gemulai. Bepandir gen lembut banar.
BalasHapusAssalamu alaikum, saya lahir di Palangkaraya, suku ortu saya adalah Dayak dan Banjar. Sebenarnya mau google soal Candi Ma'anyan. Kebetulan beberapa hari lalu saya bermimpi, bertemu seorang pria dihutan dan mengajak saya masuk ke hutan tersebut, seperti seorang tour guide. Kemudian, saya lihat rumah2, dan disebelah kanan saya ada Candi lumayan besar. Saya kira saya sedang di pulau Jawa. Ada seorang pria, saya lupa berbaju apa, beliau berkata "Itu Candi Ma'anyan, disitu ada orangnya" mendengar kata2 tersebut saya agak wah takut. Kemudian melanjutkan perjalanan keluar area tersebut. Saya belum dapat info lebih tentang apa yang saya cari. Tapi blog ini cukup menjelaskan. Allah menghendaki saya berkunjung ke blog ini. Karena saya tidak tahu kemana menuju untuk bertanya. Saya menyimak juga pengalaman mistis kawan2 terutama wanita disini. Cukup menarik. Semoga Allah memberi petunjuk kepada kita semya sehingga bertambah keimanan kita kepada Allah SWT saja.. Aamiin
BalasHapusKalau saya cerita ini ke ustad atau ustadzah, mungkin sarannya akan berbeda.
Memang hal mistis tidak bisa dipungkiri, dibudaya apapun, negara apapun.
Assalamualaikum
BalasHapusSalam kenal, ulun udah lama penasaran lawan kesah putri Mayang.
Tp ulun bingung kmn batakun yg pas.
Ulun buyut Masawasa. Menurut tetua2 kampung ulun. Buyut ulun keturunan puteri mayang. Tp ulun sendiri ragu karena gak ada bukti yg benar2 meyKinkan.
Kalau dangsaka2 ada yg mengenal alm buyut ulun. Silakan hub ulun untuk saling berbagi pertanyaan sekaligus silaturrahmi
boss, Aku ulun turunan Dayak Lowangan maanyan hingka Beto, bisakah takam sharing masalah sejarah beto, aq naan pada bukti sejarah hang yaru. kontek aq boss lah... Matias Gaung hingka Beto adalah anak Pangeran Antasari naserahkan ma Singa Djarang,. iti WA ku 085387514333
BalasHapusmin, mau tanya adakah sejarah yg menceritakan tokoh yg bernama mayang maurai? trims
BalasHapusApa ada penjelasan kenapa anak yang baru lahir keturunan/titisan Mayang Sari harus ziarah ke candi amuntai
BalasHapus